Selasa, 16 Desember 2014

Kekurangan Material melalui Implementasi Quality Control Circle

Kekurangan Material melalui Implementasi Quality Control Circle
Togar W. S. Panjaitan1, Debora A. Y. A.1, Marissa Yessicha1

Abstract: The revolution of traditional quality management concept into total quality management (TQM) inspired industry for establishing and implementing quality control circle (QCC). Before starting a project as the implementation of the QCC, the training was held for supporting the knowledge of the QCC team. As the pilot project of the QCC, this research will try to minimize the percentage of the lack material in the production process of 8340 type by working together with the QCC team. The result of QCC implementation could reach the target set by the team, the percentage of the lack material reached less than 3%. The percentage of the lack materialkontaktarm reduced from 3.09% to 0.00%, flachdrahtspule reduced from 9.20% to 0.40%, and nietreduced from 7.71% to 2.73%. Besides, the implementation of QCC also resulted in positive impact for all the members of the team about the benefits and experiences gained

Pendahuluan
Perusahaan manufaktur yang menghasilkan kom- ponen circuit breaker mengalami permasalahan khususnya di departemen fabrikasi dengan terja- dinya kekurangan material pada saat produksi yang menyebabkan permintaan material tambahan Salah satu langkah yang diambil untuk mengatasi hal tersebut dengan meningkatkan sistem manajemen kualitas (Total Quality Management (TQM)) yang lebih baik. Keberadaan TQM adalah untuk memperkenalkan inti pokok dan philosofi utama yang lebih luas dari manajemen mutu, dimana Quality Control Circle (QCC) sebagai salah satu mekanisme pelaksanaannya (Asim [1[). Menurut Lee, untuk membentuk budaya kontrol kualitas secara total, organisasi harus menerapkan beberapa metode dasar kualitas kontrol dan perbaikan dalam berbagai aspek seperti fungsi organisasi dan sumber daya manusia. QCC adalah salah satu tools yang penting (Hu [5]).
Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu adalah ketepatan yang digunakan dan metode yang diterapkan untuk menghindari ketidaksempurnaan dalam layanan daripada verifikasi dan eliminasi. Oleh karena itu sikap karyawan mempengaruhi kualitas. Hal ini mendorong partisipasi karyawan serta mem- promosikan kerja sama tim. Jadi memotivasi orang untuk berkontribusi terhadap efektivitas organisasi melalui proses kelompok (Gaikwad dan Gaikwad [3]).
1 Fakultas Teknonologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, Jl Siwalankerto 121-131Surabaya 60238. Email: togar@petra.ac.id
Diterima 18 Oktober 2011; revisi 15 November 2011; diterima untuk dipublikasikan 30 November 2011
Implementasi QCC untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan sehingga persentase ke- kurangan material selama proses produksi dapat diminimalkan.

Metode Penelitian
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Manageme merupakan suatu strategi untuk mengimplementasikan dan mengelola akti- vitas perbaikan kualitas pada sebuah organisasi. TQM meliputi konsep dan ide yang luas, melibatkan partisipasi dari seluruh anggota organisasi dan budaya kerja, fokus terhadap konsumen, perbaikan kualitas, integrasi sistem dengan tujuan yang ingin dicapai, dan aktivitas-aktivitas lain dalam suatu organisasi yang difokuskan pada tujuan perbaikan kualitas.
Quality Control Circle (QCC)
Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang bekerja secarabersama-sama sebagai pelopor dalam menjaga dan melakukan perbaikan secara terus-menerus terha- dap kualitas produk, jasa, dan pekerjaannya (Nitta [9]). Menurut Summers, QCC bisa juga didefinisikan sebagai peningkatan kualitas atau perbaikan diri kelompok belajar terdiri dari sejumlah kecil karyawan, biasanya 10 atau kurang dan pengawas. Filosofi GKM telah diadaptasi dan dimodifikasi dari waktu ke waktu untuk memasukkan pemecahan masalah kegiatan tim. Para peserta, seringkali sukarela, menerima pelatihan dalam teknik peme- cahan masalah, seperti cause-and-effect diagram dancontrol charts, menentukan masalah yang tepat
101
Panjaitan, et al. / Minimalisasi Kekurangan Material melalui Implementasi QCC / JTI, Vol. 13, No. 2, Desember 2011, pp. 101–106
untuk bekerja, mengembangkan solusi dan mene- tapkan prosedur baru untuk peningkatan kualitas (Liu et al. [7]). Menurut Robson [10], Gugus Kendali Mutu adalah sebuah kelompok yang terdiri dari 4 – 10 orang yang bergabung secara sukarela dan bekerja di bawah pengawasan seorang supervisor serta mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah.
Penggunaan Metode Quality Control Story dan Plan-Do-Check-Act
Problem Solving Quality Control (QC) Story adalah metode yang digunakan untuk melakukan peme- cahan masalah dalam tim QCC serta mengorganisir informasi yang akan disajikan dalam laporan tentang hasil yang didapat dari upaya perbaikan kualitas atau kinerja (Katakura dan Toriumi[6]). MetodePlan-Do-Check-Act (P-D-C-A) merupakan sebuah model yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan perbaikan. Metode QC Story dapat dipadukan penggunaannya dengan metode P- D-C-Asebagai langkah-langkah dalam melakukan problem solving. Penerapan QCC dalam sebuah per- usahaan memerlukan alat bantu dan teknik dalam melakukan pemecahan masalah. Secara umum, alat bantu yang digunakan pada penelitian ini meliputi
Seven Tools for Quality Control dan Seven Management Tools for Quality ControlSeven Tools for Quality Control dan Seven Management Tools for Quality Control dapat saling melengkapi dalam menyelesaikan berbagai masalah kualitas secara efektif (Nayatani, et al. [8]).
Hasil dan Pembahasan
Pembentukan QCC
Pembentukan tim QCC merupakan salah satu program kerja dari Departemen Quality Control (QC) dan Change Management (CM)Peran serta tim QCC direalisasikan dalam aktivitas yang menunjang sistem manajemen kualitas, penyelesai- an masalah di tempat kerja, dan memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang meliputi sistem, permasalahan, dan kondisi dari semua departemen yang berpotensi untuk diperbaiki. Proses persiapan untuk aktivitas tim QCC ini dibuat dengan mengacu pada berbagai referensi dan pemikiran bersama, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, dan ditetapkan melalui diskusi dan persetujuan Manajer Departemen QC dan CM sebagai penanggung jawab program.
Pengembangan Aktivitas QCC
Sebelum tim QCC memulai proyek, terlebih dahulu dilakukan pemberian materi atau training meliputi
Seven Tools for Quality Control dan Seven Mana- gement Tools for Quality Control dan dievaluasi dengan memberikan kesempatan terlibat langsung dalam proyek QCC yang dievaluasi pada akhir pilot project. Pada sebuah organisasi, pembagian tugas atau pekerjaan dapat dilakukan berdasarkan spe- sialisasi potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu (Gibson, et al. [4]).
Implementasi QCC
Berikut ini adalah penjelasan mengenai proyek yang dilakukan oleh Tim Barakuda 1.
Plan:
Pemilihan Topik dan Alasannya
Penentuan topik masalah ditetapkan melalui diskusi dan menghasilkan tiga alternatif permasa- lahan yang akan dibahas yang dilanjutkan menen- tukan permasalahan yang akan dibahas terlebih dahulu sebagai pilot project. Proses pemilihan topik permasalahan dilakukan dengan prioritization matrices dan Nominal Group Technique (NGT). Penggunaan prioritization matrices (Tabel 1) cocok diimplementasikan untuk pengambilan keputusan yang bersifat verbal dan tidak didukung dengan tersedianya data yang bersifat numerik. Penentuan kriteria melalui kesepakatan seluruh anggota, yaitu kemudahan implementasi, kecepatan mencapai hasil, dan biaya. Selanjutnya tiap anggota mem- berikan bobot terhadap setiap kriteria. Nilai atau bobot paling kecil diberikan pada faktor yang kurang penting dan nilai atau bobot paling besar diberikan pada faktor yang paling penting. Permasalahan yang memiliki nilai tertinggi akan menjadi proyek yang dipilih (Besterfield[2]). Total bobot yang di- berikan olehmasing-masing anggota harus bernilai 1 dan bobot yang diberikan dirata-rata untuk men- dapatkan bobot tiap kriteria. Langkah selanjutnya adalah memberikan peringkat terhadap permasalah- an yang ada berdasarkan hubungannya dengan tiap kriteria.

Simpulan
Proyek QCC yang diimplementasikan oleh Tim Barakuda 1 berhasil meminimalkan persentase ke- kurangan material yang terjadi selama proses produksi circuit protection and control tipe 8340. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari penurunan persentase kekurangan tiga jenis material yang
dijadikan target pada proyek ini. Persentase ke- kurangan material flachdrahtspule mengalami penurunan dari 9,20% menjadi 0,40%, kontaktarmmengalami penurunan dari 3,09% menjadi 0%, danniet mengalami penurunan dari 7,71% menjadi 2,73%, dan persentase kekurangan material masih berada di bawah 3%. Hal tersebut berarti hasil penimbangan material akurat sesuai dengan nilai toleransi yang ditetapkan dan kehilangan selama proses produksi juga dapat diminimalkan. Upaya yang dilakukan untuk menjaga hasil penurunan persentase material agar tidak kembali ke kondisi semula adalah dengan melakukan penambahan prosedur kerja dan melakukan sidak secara berkala ke lantai produksi.
Daftar Pustaka
1.Asim, M., Adopting Quality Management Concepts in Public Service Reform, Labour and Management in Development Journal, 2(6), 2001, Asia Pasific Press.
2.Besterfield, D. H., Besterfield, C., Besterfield, G. H., and Besterfield, M., Total Quality Management, 3rd ed. New York: Pearson Education Inc, 2003.
3.Gaikwad, V. V., and Gaikwad, A. V., Quality Circle as an Effective Management Tool : A Case Study of Indira College of Engineering and Management Library, Proceeding of Interna- tional Conference on Academic Libraries (ICAL- 2009), New Delhi, India
4.Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., and Donnelly, J. H., Organizations: Behavior, Structure, Processes
10th ed. McGraw Hill, 2000.
5.Hu, T. C., Quality Improvement: Reducing Real - Time Inventory Errors through Quality Control Circles, African Journal of Business Manage- ment, 5(26), 2011, pp. 10657-10666.
6.Katakura, M., and Toriumi, K., The QC Problem Solving ApproachText of QC methods, Paper presented at Program for Quality Management Promotion hold by The Association for Overseas Technical Scholarship, Japan, 2010.
7.Liu, S. C., Wu, H. H., and Chen, H. K., Improving Organizational Performance by a Quality Con- trol Circle: A Case of Medication Improvement Team at a Hospital in Taiwan, Information Technology Journal, 9, 2010, pp. 692-697.
8.Nayatani, Y., Eiga, T., Futami, R., and Miyagawa, H., The Seven New QC Tools: Practical Applications for Managers, J. H. Loftus, Trans. Japan: JUSE Press Ltd, 2010.
9.Nitta, T., Basic for Promoting QC Circle Activities. Presented at Program for Quality Management Promotion Hold by the Association for Overseas Technical Scholarship, Japan, 2010.
10.Robson, M., Gugus Kendali Mutu, Alex Sindoro, 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar