BAHAN
BAKAR FOSIL DALAM KEHIDUPAN
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari
lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah penduduk dunia
juga terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga peningkatan akan
kebutuhan energi tidak dapat dihindarkan lagi. Saat ini, hampir semua kebutuhan
energi yang manusia gunakan diperoleh dari konversi sumber energi fosil,
misalnya energi untuk pembangkit listrik, industri dan berbagai macam alat-alat
transportasi. . Penggunaan bahan bakar fosil ini telah
menggerakan pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air,
dan juga pembakaran kayu atau peat untuk panas
Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang
terbentuk dari proses alam seperti dekomposisi anaerobik dari sisa-sisa
organisme termasuk fitoplankton dan zooplankton yang mengendap ke bagian bawah
laut (atau danau) dalam jumlah besar, selama jutaan tahun.
Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui karena proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun, sedangkan cadangan di alam habis jauh lebih cepat dari pada proses pembentukannya.
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dikatakan sebagai bahan bakar fosil karena pada dasarnya mereka memang fosil. Bahan bakar fosil terbentuk lewat proses alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu.
Dinosaurus, pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup yang mati, terendapkan di tanah, dan sekarang telah menjadi minyak bumi, gas alam, atau batu bara.
Gas alam berbentuk gas, minyak bumi berbentuk cair, dan batu bara berbentuk padat. Perbedaan wujud mereka disebabkan perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka terima di perut bumi selama jutaan tahun.
Bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui karena proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun, sedangkan cadangan di alam habis jauh lebih cepat dari pada proses pembentukannya.
Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dikatakan sebagai bahan bakar fosil karena pada dasarnya mereka memang fosil. Bahan bakar fosil terbentuk lewat proses alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu.
Dinosaurus, pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup yang mati, terendapkan di tanah, dan sekarang telah menjadi minyak bumi, gas alam, atau batu bara.
Gas alam berbentuk gas, minyak bumi berbentuk cair, dan batu bara berbentuk padat. Perbedaan wujud mereka disebabkan perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka terima di perut bumi selama jutaan tahun.
Kisa sadari atau tidak pemakaian energi fosil
ini yang terus menerus akan mengakinbatkan dampak terhadap lingkungan dan
kesehatan mahkluk hidup. Hal tersebut dikarenakan bahan bakar fosil seperti
batu bara, minyak bumi, dan gas alam mengandung presesntase karbon yang tinggi.
Berikut ini beberapa contohnya :
Terhadap lingkungan dan iklim
Terhadap lingkungan dan iklim
Contohnya
pada asap buang kendaraan kendaraan bermoto yauitu karbon dioksida. Gas karbon
dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon
dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang
disebut pemanasan global.
- Terhadap Manusia
Zat yang tercemar ke
udara akan dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan. Partikulat
yang berukuran besar dapat tertahan di saluran pernafasan bagian atas, sedangkan
partikulat kecil dan gas dapat mencapai paru – paru. Dari paru-paru, zat
tersebut akan diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh
tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasan lainnya.
Contoh tersebut merupakan
sebagian kecil dari dampak negative penggunaan bahan bakar fosil. Sebenarnya
dampak negative ini sangat berbahaya bagi manusia dan bumi,contohnya saja efek
rumah kaca. Namun bahan bakar ini masih saja dipakai bahkan dari waktu ke waktu
terus meningkat, dikarenakan kebutuhan yang terus meningkat dan terbatasnya
bahan bakar alternative yang tersedia.