Kekurangan
Material melalui Implementasi Quality Control Circle
Togar
W. S. Panjaitan1, Debora A. Y. A.1, Marissa Yessicha1
Abstract: The revolution of traditional quality management concept into
total quality management (TQM) inspired industry for establishing and
implementing quality control circle (QCC). Before starting a project as the
implementation of the QCC, the training was held for supporting the knowledge
of the QCC team. As the pilot project of the QCC, this research will try to
minimize the percentage of the lack material in the production process of 8340
type by working together with the QCC team. The result of QCC implementation
could reach the target set by the team, the percentage of the lack material
reached less than 3%. The percentage of the lack materialkontaktarm reduced
from 3.09% to 0.00%, flachdrahtspule reduced from 9.20% to
0.40%, and nietreduced from 7.71% to 2.73%. Besides, the
implementation of QCC also resulted in positive impact for all the members of
the team about the benefits and experiences gained
Pendahuluan
Perusahaan manufaktur
yang menghasilkan kom- ponen circuit breaker mengalami
permasalahan khususnya di departemen fabrikasi dengan terja- dinya kekurangan
material pada saat produksi yang menyebabkan permintaan material tambahan Salah
satu langkah yang diambil untuk mengatasi hal tersebut dengan meningkatkan
sistem manajemen kualitas (Total Quality Management (TQM)) yang
lebih baik. Keberadaan TQM adalah untuk memperkenalkan inti pokok dan philosofi
utama yang lebih luas dari manajemen mutu, dimana Quality Control
Circle (QCC) sebagai salah satu mekanisme pelaksanaannya (Asim [1[).
Menurut Lee, untuk membentuk budaya kontrol kualitas secara total, organisasi
harus menerapkan beberapa metode dasar kualitas kontrol dan perbaikan dalam
berbagai aspek seperti fungsi organisasi dan sumber daya manusia. QCC adalah
salah satu tools yang penting (Hu [5]).
Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu adalah ketepatan yang
digunakan dan metode yang diterapkan untuk menghindari ketidaksempurnaan dalam
layanan daripada verifikasi dan eliminasi. Oleh karena itu sikap karyawan
mempengaruhi kualitas. Hal ini mendorong partisipasi karyawan serta mem-
promosikan kerja sama tim. Jadi memotivasi orang untuk berkontribusi terhadap
efektivitas organisasi melalui proses kelompok (Gaikwad dan Gaikwad [3]).
1 Fakultas
Teknonologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Petra, Jl
Siwalankerto 121-131Surabaya 60238. Email: togar@petra.ac.id
Diterima 18 Oktober
2011; revisi 15 November 2011; diterima untuk dipublikasikan 30 November 2011
Implementasi QCC untuk
mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan sehingga persentase ke- kurangan
material selama proses produksi dapat diminimalkan.
Metode Penelitian
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Manageme merupakan suatu strategi untuk
mengimplementasikan dan mengelola akti- vitas perbaikan kualitas pada sebuah
organisasi. TQM meliputi konsep dan ide yang luas, melibatkan partisipasi dari
seluruh anggota organisasi dan budaya kerja, fokus terhadap konsumen, perbaikan
kualitas, integrasi sistem dengan tujuan yang ingin dicapai,
dan aktivitas-aktivitas lain dalam suatu organisasi yang difokuskan
pada tujuan perbaikan kualitas.
Quality Control Circle (QCC)
Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu
kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang yang bekerja
secarabersama-sama sebagai pelopor dalam menjaga dan melakukan perbaikan
secara terus-menerus terha- dap kualitas produk, jasa, dan
pekerjaannya (Nitta [9]). Menurut Summers, QCC bisa juga didefinisikan sebagai
peningkatan kualitas atau perbaikan diri kelompok belajar terdiri dari sejumlah
kecil karyawan, biasanya 10 atau kurang dan pengawas. Filosofi GKM telah
diadaptasi dan dimodifikasi dari waktu ke waktu untuk memasukkan pemecahan
masalah kegiatan tim. Para peserta, seringkali sukarela, menerima pelatihan
dalam teknik peme- cahan masalah, seperti cause-and-effect diagram dancontrol
charts, menentukan masalah yang tepat
101
Panjaitan, et al.
/ Minimalisasi Kekurangan Material melalui Implementasi QCC /
JTI, Vol. 13, No. 2, Desember 2011, pp. 101–106
untuk bekerja,
mengembangkan solusi dan mene- tapkan prosedur baru untuk peningkatan kualitas
(Liu et al. [7]). Menurut Robson [10], Gugus Kendali Mutu
adalah sebuah kelompok yang terdiri dari 4 – 10 orang yang bergabung secara
sukarela dan bekerja di bawah pengawasan seorang supervisor serta
mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
memecahkan masalah.
Penggunaan Metode Quality Control Story
dan Plan-Do-Check-Act
Problem Solving Quality
Control (QC) Story adalah
metode yang digunakan untuk melakukan peme- cahan masalah dalam tim QCC serta
mengorganisir informasi yang akan disajikan dalam laporan tentang hasil yang
didapat dari upaya perbaikan kualitas atau kinerja (Katakura dan Toriumi[6]).
MetodePlan-Do-Check-Act (P-D-C-A) merupakan sebuah model yang digunakan
sebagai panduan untuk melakukan perbaikan. Metode QC Story dapat
dipadukan penggunaannya dengan metode
P- D-C-Asebagai langkah-langkah dalam melakukan problem
solving. Penerapan QCC dalam sebuah per- usahaan memerlukan alat bantu dan
teknik dalam melakukan pemecahan masalah. Secara umum, alat bantu yang
digunakan pada penelitian ini meliputi
Seven Tools for Quality Control dan Seven Management Tools for Quality
Control. Seven Tools for Quality Control dan Seven
Management Tools for Quality Control dapat saling melengkapi dalam
menyelesaikan berbagai masalah kualitas secara efektif (Nayatani, et
al. [8]).
Hasil dan Pembahasan
Pembentukan QCC
Pembentukan tim QCC merupakan salah satu program
kerja dari Departemen Quality Control (QC) dan Change Management (CM). Peran
serta tim QCC direalisasikan dalam aktivitas yang menunjang sistem manajemen
kualitas, penyelesai- an masalah di tempat kerja, dan memperbaiki kondisi
lingkungan kerja yang meliputi sistem, permasalahan, dan kondisi dari semua
departemen yang berpotensi untuk diperbaiki. Proses persiapan untuk aktivitas
tim QCC ini dibuat dengan mengacu pada berbagai referensi dan pemikiran
bersama, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, dan ditetapkan melalui
diskusi dan persetujuan Manajer Departemen QC dan CM sebagai penanggung jawab
program.
Pengembangan Aktivitas QCC
Sebelum tim QCC memulai proyek, terlebih dahulu
dilakukan pemberian materi atau training meliputi
Seven Tools for Quality
Control dan Seven Mana-
gement Tools for Quality Control dan dievaluasi dengan memberikan
kesempatan terlibat langsung dalam proyek QCC yang dievaluasi pada akhir pilot
project. Pada sebuah organisasi, pembagian tugas atau pekerjaan dapat
dilakukan berdasarkan spe- sialisasi potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu
(Gibson, et al. [4]).
Implementasi QCC
Berikut ini adalah penjelasan mengenai proyek
yang dilakukan oleh Tim Barakuda 1.
Plan:
Pemilihan Topik dan
Alasannya
Penentuan topik masalah
ditetapkan melalui diskusi dan menghasilkan tiga alternatif permasa- lahan yang
akan dibahas yang dilanjutkan menen- tukan permasalahan yang akan dibahas
terlebih dahulu sebagai pilot project. Proses pemilihan topik
permasalahan dilakukan dengan prioritization matrices dan Nominal
Group Technique (NGT). Penggunaan prioritization
matrices (Tabel 1) cocok diimplementasikan untuk pengambilan keputusan
yang bersifat verbal dan tidak didukung dengan tersedianya data yang bersifat
numerik. Penentuan kriteria melalui kesepakatan seluruh anggota, yaitu
kemudahan implementasi, kecepatan mencapai hasil, dan biaya. Selanjutnya tiap
anggota mem- berikan bobot terhadap setiap kriteria. Nilai atau bobot paling
kecil diberikan pada faktor yang kurang penting dan nilai atau bobot paling
besar diberikan pada faktor yang paling penting. Permasalahan yang memiliki
nilai tertinggi akan menjadi proyek yang dipilih (Besterfield[2]). Total bobot
yang di- berikan olehmasing-masing anggota harus bernilai 1 dan bobot yang
diberikan dirata-rata untuk men- dapatkan bobot tiap kriteria.
Langkah selanjutnya adalah memberikan peringkat terhadap permasalah- an yang
ada berdasarkan hubungannya dengan tiap kriteria.
Simpulan
Proyek QCC yang
diimplementasikan oleh Tim Barakuda 1 berhasil meminimalkan persentase ke-
kurangan material yang terjadi selama proses produksi circuit
protection and control tipe 8340. Keberhasilan tersebut dapat dilihat
dari penurunan persentase kekurangan tiga jenis material yang
dijadikan target pada
proyek ini. Persentase ke- kurangan material flachdrahtspule mengalami
penurunan dari 9,20% menjadi 0,40%, kontaktarmmengalami penurunan
dari 3,09% menjadi 0%, danniet mengalami penurunan dari 7,71%
menjadi 2,73%, dan persentase kekurangan material masih berada di bawah 3%. Hal
tersebut berarti hasil penimbangan material akurat sesuai dengan nilai
toleransi yang ditetapkan dan kehilangan selama proses produksi juga dapat
diminimalkan. Upaya yang dilakukan untuk menjaga hasil penurunan persentase
material agar tidak kembali ke kondisi semula adalah dengan melakukan
penambahan prosedur kerja dan melakukan sidak secara berkala ke lantai
produksi.
Daftar Pustaka
1.Asim, M., Adopting
Quality Management Concepts in Public Service Reform, Labour and
Management in Development Journal, 2(6), 2001, Asia Pasific Press.
2.Besterfield, D. H., Besterfield, C., Besterfield, G. H., and
Besterfield, M., Total Quality Management, 3rd ed. New York:
Pearson Education Inc, 2003.
3.Gaikwad, V. V., and Gaikwad, A. V., Quality Circle as an
Effective Management Tool : A Case Study of Indira College of Engineering and
Management Library, Proceeding of Interna- tional Conference on
Academic Libraries (ICAL- 2009), New Delhi, India
4.Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., and Donnelly, J. H., Organizations:
Behavior, Structure, Processes
10th ed. McGraw Hill, 2000.
5.Hu, T. C., Quality Improvement: Reducing Real - Time Inventory
Errors through Quality Control Circles, African Journal of Business Manage-
ment, 5(26), 2011, pp. 10657-10666.
6.Katakura, M., and
Toriumi, K., The QC Problem Solving Approach: Text of QC methods,
Paper presented at Program for Quality Management Promotion hold by The
Association for Overseas Technical Scholarship, Japan, 2010.
7.Liu, S. C., Wu, H. H., and Chen, H. K., Improving Organizational
Performance by a Quality Con- trol Circle: A Case of Medication Improvement
Team at a Hospital in Taiwan, Information Technology Journal, 9,
2010, pp. 692-697.
8.Nayatani, Y., Eiga, T., Futami, R., and Miyagawa, H., The
Seven New QC Tools: Practical Applications for Managers, J. H. Loftus,
Trans. Japan: JUSE Press Ltd, 2010.
9.Nitta, T., Basic for Promoting QC Circle Activities.
Presented at Program for Quality Management Promotion Hold by the Association
for Overseas Technical Scholarship, Japan, 2010.
10.Robson, M., Gugus
Kendali Mutu, Alex Sindoro,