Selasa, 16 Desember 2014

ALOKASI PASOKAN BERDASARKAN PRODUK UNGGULAN UNTUK RANTAI PASOK SAYURAN SEGAR

ALOKASI PASOKAN BERDASARKAN PRODUK UNGGULAN
UNTUK RANTAI PASOK SAYURAN SEGAR

Rika Ampuh Hadiguna
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik ,Universitas Andalas Padang
Marimin
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

ABSTRAK
Penerapan kecerdasan buatan dengan logika fuzzy bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi situasi rantai pasok dalam lingkungan ketidakpastian. Perhatian yang lebih luas untuk pembahasan rantai pasok menggunakan teknik fuzzy masih sangat dibutuhkan. Studi ini bertujuan menerapkan logika fuzzy dalam penentuan alokasi pasokan untuk produk unggulan pada rantai pasok agroindustri sayuran. Model yang terdiri dari tiga sub model. Sub model pertama adalah penentuan jenis sayuran yang diunggulkan menggunakan kombinasi teknik pareto dan metode perbandingan eksponensial (MPE). Sub model kedua adalah sistem pakar untuk menentukan kebutuhan pasokan menggunakan logika fuzzy. Sub model ketiga
adalah optimasi alokasi pasokan menggunakan programa linear obyektif majemuk fuzzy. Model yang dibangun kemudian diterapkan pada sebuah perusahaan agroindustri sayuran dengan produk unggulan terpilih adalah paprika merah. Analisis terhadap prilaku model juga dilakukan untuk skenario pesimis dan optimis.


PENDAHULUAN

Perkembangan studi rantai pasok sangat pesat perkembangannya. Beragam model telah
dikembangkan. Pada umumnya model berdasarkan programa matematis dengan berbagai teknik
diantaranya Vidal & Goetschalkx (2001) menggunakan programa non linear, Shervais & Shannon
(2000) dan Gigler et al. (2002) menggunakan programa dinamis, LeBlanc et al. (2004) menggunakan programa linear, Wouda et al. (2001), Gunnarsson et al. (2004), Bredström et al.
(2004) dan Contesse et al. (2005) menggunakan programa intejer campuran, Bogataj et al. (2005)
menggunakan teknik diferensial. Penerapan kecerdasan buatan menjadi salah satu cara untuk
mengatasi rantai pasok dalam lingkungan ketidakpastian. Salah satu metode yang cukup dikenal
adalah logika fuzzy. Menururt Petrovic et al. (1999) penerapan logika fuzzy dalam manajemen
rantai pasok cukup beralasan karena memiliki kemampuan komputasi yang diperlukan untuk
menghadapi situasi yang tidak tegas sebagai akibat efek bullwhip. Menurut Lee et al. (1997) ada
empat penyebab mayor efek bullwhip yaitu prakiraan permintaan, batching pemesanan, fluktuasi
harga serta kemampuan pasokan.
Penerapan logika fuzzy dalam rantai pasok telah dibahas oleh Petrovic et al. (1999), Carlsson
dan Fuller (2000), Panda & Kar (2005), Rotshtein & Rakityanskaya (2006) dan Getharamani et al.
(2006) mengembangkan model persediaan dalam kerangka manajemen rantai pasok. Perhatian
yang lebih luas untuk pembahasan rantai pasok menggunakan teknik fuzzy masih sangat
dibutuhkan. Pada rantai pasok sayuran, penentuan jumlah dan alokasi pasokan dari berbagai
sumber menjadi masalah karena situasi yang sebenarnya tidak tegas pada jumlah tertentu dan tidak
dapat digambarkan secara persis.
Studi ini bertujuan menerapkan logika fuzzy dalam pada rantai pasok agroindustri sayuran
dengan memilih jenis produk yang diunggulkan, menerapkan sistem inferensi fuzzy untuk
menentukan jumlah pasokan dengan mempertimbangkan permintaan dan persediaan dan
membangun model programa linear fuzzy obyektif majemuk untuk menentukan kombinasi
pasokan optimal dari setiap pemasok yang dipertimbangkan. Studi dilakukan pada sebuah
perusahaan agroindustri hortikultura dengan salah satu produknya adalah sayuran. Alternatif
pemasok didasarkan kebijakan kemitraan yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini. Rantai
pasok yang dibahas dalam studi ini adalah pemasok dan pemrosesan. Pendistribusian kesetiap
pelanggan secara rinci tidak bahas dalam studi ini.
METODE PENELITIAN
Formulasi Model
Dalam studi ini perencanaan pasokan dilakukan untuk satu jenis sayuran yang berkontribusi
paling besar terhadap penjualan. Berdasarkan hal ini maka dibangun beberapa sub model sebagai
tahapan untuk mendapatkan jumlah alokasi pasokan untuk setiap pemasok. Tahapan
pembangunan model alokasi pasokan terdiri dari pemilihan produk unggulan, perencanaan
kebutuhan pasokan dan alokasi pasokan kepada setiap pemasok
Model Alokasi Pasokan
Sub model ketiga adalah model untuk menentukan jumlah alokasi pasokan dari setiap
pemasok. Model yang digunakan adalah programa linear obyektif majemuk. Fungsi obyektif yang
digunakan adalah biaya pembelian, kualitas dan pengiriman. Formulasi model dan prosedur
penyelesaian merujuk pada Kagnicioglu (2006).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan Produk Unggulan

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah menentukan jenis sayuran yang diunggulkan.
Tahap ini menerapkan sub model pemilihan produk unggulan yang menggunakan teknik pareto
dan metode perbandingan eksponensial. Jumlah jenis sayuran yang dianalisis sebanyak 54 jenis.
Ragam sayuran yang mampu diproduksi oleh perusahaan sangat banyak. Namun, tidak seluruh
jenis sayuran mampu diproduksi sendiri. Keterbatasan inilah yang mendorong perusahaan untuk
membangun kerjasama dalam bentuk mitra tani dan mitra beli. Kondisi ini sangat dimungkin
karena perusahaan berada di wilayah pertanian sayuran. Hasil perhitungan persentase kontribusi
penjualan setiap produk selanjutnya dikumulatifkan untuk mendapatkan kontribusi keseluruhan.
Untuk mendapatkan jenis sayuran yang diunggulkan maka diperlukan plotting grafik pareto.
Gambar 3 adalah grafik pareto pengelompokan jenis sayuran. Berdasarkan analisis pareto ini
dapat diklasifikasikan jenis-jenis sayuran menjadi tiga kelompok yaitu kelompok A, kelompok B
dan kelompok C. Pengelompokkan ini didasarkan pada prinsip pareto dimana pengelompokan A
untuk rentang sampai dengan 80%, kelompok B adalah 80-90% dan kelompok C adalah 90-100%
(Smith 1989).
                                                                             
Penentuan Kebutuhan Pasokan
Dasar pemikiran formulasi keputusan yang patut dipertimbangkan adalah meminimumkan
persediaan dan mengatasi resiko produk yang tidak sesuai spesifikasi. Disebabkan sumber dari
berbagai pemasok tentunya perlu dilakukan pensortiran untuk mengurangi resiko sayuran yang
rusak dibeli oleh perusahaan.
Alokasi Pasokan
Pengalokasian dilakukan menggunakan programa linear obyektif majemuk. Obyektif yang
digunakan dalam model ini adalah minimisasi biaya pasokan, minimisasi jumlah sayuran yang
rusak dan maksimisasi ketepatan jadwal pasokan. Data yang dibutuhkan untuk total biaya pasokan
adalah biaya per ton dari setiap pemasok. Rata-rata persentase kerusakan sayuran yang dipasok
adalah data yang dibutuhkan untuk obyektif kualitas. Rata-rata persentase ketepatan jadwal
pasokan adalah data untuk obyektif jadwal pasokan.

Kesimpulan
Model yang dibangun dapat membantu pengambil keputusan dalam penentuan kebutuhan
pasokan dan pengalokasiannya kepada setiap pemasok. Penerapan logika fuzzy sangat membantu
mempermudah permodelan tanpa mengurangi tingkat kompleksitas dari sistem rantai pasok
sayuran. Hasil penerapan sub model 1 memilih jenis paprika merah sebagai sayur unggulan.
Apabila diperhatikan ternyata jenis paprika secara umum memiliki nilai bobot yang tinggi. Pada
tingkat permintaan normal dengan nilai crisp 5.7 ton dengan status persediaan sedikit dengan nilai
crisp 0.05 ton dibutuhkan pasokan sejumlah 6 ton. Pengalokasian kesetiap pemasok diperoleh
masing-masing: internal (x1) sebesar 3000 kg, mitra beli (x2) sebesar 2345.3 kg, mitra tani (x3)
sebesar 654.7 kg dan nila keanggotaan λ sebesar 0.609. Analisis terhadap prilaku model juga
dilakukan untuk skenario pesimis dan optimis





Tidak ada komentar:

Posting Komentar